JMDN logo

BI Dukung Kebangkitan Perdagangan Global Jatim Lewat Kopi dan Kokoa

📍 Nasional
27 Agustus 2025
13 views
BI Dukung Kebangkitan Perdagangan Global Jatim Lewat Kopi dan Kokoa

Surabaya, 27/8 (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) siap mendukung kebangkitan Jawa Timur (Jatim) yang pada masa lampau merupakan Gerbang Nusantara yakni pusat perdagangan internasional termasuk ekspor komoditas kopi, kokoa dan rempah.

‎”Gerbang Baru Nusantara ini sangat mungkin diwujudkan karena potensi kopi Jawa Timur luar biasa,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di Surabaya, Jatim, Selasa (26/8).


Bahkan Destry menuturkan Surabaya sebagai jantung Jawa Timur dahulu lebih maju dibandingkan Jakarta lantaran menjadi daerah pertama yang menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai pembangunan fasilitas publik.


Untuk saat ini, ia menyebutkan Jatim adalah produsen utama kopi Jawa dengan kontribusi 48 persen terhadap total produksi di Pulau Jawa dan 86 persen ekspor kopi Jawa dikirim melalui pelabuhan di Jawa Timur.


Selain kopi, kokoa juga menjadi salah satu komoditas pendorong perdagangan Jawa Timur dan akan semakin maksimal apabila pemerintah setempat memperkuat hilirisasi.


Destry mencontohkan beberapa waktu lalu sempat viral di berbagai negara mengenai produk Cokelat Dubai yang ternyata mayoritas bahan bakunya berasal dari Indonesia.


Menurut dia, hal itu menjadi peluang besar untuk Jatim apabila memiliki hilirisasi pangan dan kebijakan yang mendukung produsen dari segala level termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).


“Tantangannya ada pada kapasitas produksi UMKM yang masih terbatas. Kualitas tidak diragukan, tapi kuantitas harus ditingkatkan,” kata Destry.


Oleh sebab itu, BI menyelenggarakan Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 untuk mendorong UMKM komoditas kokoa, kopi dan rempah siap bersaing di level global.


JCFF membuka peluang pasar lebih luas kepada pelaku UMKM hingga mencatatkan nilai kerja sama mencapai Rp55,8 miliar meliputi Rp33,7 miliar dari kesepakatan perdagangan dan Rp22,1 miliar dari business matching pembiayaan.


Angka tersebut melampaui target sebesar Rp50 miliar dan bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya sekitar Rp30 miliar.


“Mari kita sama-sama meningkatkan produksi kopi, coklat, dan rempah kita. Karena ke depan, komoditas ini menjadi new source of growth-nya Indonesia,” kata Destry. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer