JMDN logo

Tren Baru Wirausaha Muda dan Strategi Bisnis Berkelanjutan Sosial

📍 Innovasi Desa
24 Agustus 2025
47 views
Tren Baru Wirausaha Muda dan Strategi Bisnis Berkelanjutan Sosial

Jakarta, 24/8 (ANTARA) - Dalam beberapa tahun terakhir, lanskap kewirausahaan di Indonesia menunjukkan pergeseran paradigma yang signifikan, terutama di kalangan wirausaha muda dari generasi Y atau milenial dan Z.


Jika sebelumnya fokus utama bisnis identik dengan mengejar keuntungan finansial semata, kini semakin banyak pelaku usaha muda yang menempatkan keberlanjutan sosial atau social sustainability sebagai bagian integral dari strategi bisnis mereka.


Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat bahwa 54 persen pelaku usaha dari dua generasi ini menjadikan aspek sosial, seperti kesejahteraan komunitas, pemberdayaan tenaga kerja lokal, dan praktik bisnis inklusif, sebagai pertimbangan utama dalam mengembangkan bisnis.


Angka ini tidak hanya menunjukkan tren baru, tetapi juga menandakan kesadaran kolektif generasi muda terhadap dampak sosial dari aktivitas ekonomi yang mereka lakukan.


Survei Katadata Insight Center tahun 2023 memperkuat temuan ini dengan menyebutkan bahwa 7 dari 10 wirausaha muda percaya bahwa bisnis mereka harus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.


Bentuknya bervariasi, mulai dari pemberdayaan UMKM lokal, penyediaan lapangan kerja yang layak, hingga upaya mengurangi kesenjangan sosial.


Pendekatan ini sejalan dengan laporan Deloitte Global Millennial and Gen Z Survey 2023 yang mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen generasi muda di seluruh dunia menilai pentingnya perusahaan memiliki dampak sosial positif.


Temuan ini menegaskan bahwa fenomena keberlanjutan sosial bukan sekadar tren global, melainkan gerakan nilai yang kini dihidupi dan dijalankan generasi muda Indonesia melalui model bisnis yang mereka rancang.


Perubahan pola pikir ini menjadi sorotan penelitian yang penulis lakukan berjudul “Willingness to Embed Social Sustainability: A Case of Gen Y and Gen Z Entrepreneurs in Indonesia”.


Riset diterbitkan dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (JMK) Vol 25, No 1, Maret 2023. Penelitian ini melibatkan 187 responden wirausaha muda dari generasi Y (lahir sekitar 1981–1994) dan generasi Z (lahir 1995–2012), dengan tujuan memahami faktor-faktor pendorong kesediaan mereka dalam mengintegrasikan keberlanjutan sosial ke dalam praktik bisnis.


Tiga kategori motivasi menjadi fokus utama penelitian ini, yakni motivasi instrumental, motivasi normatif, dan motivasi relasional.


Hasilnya menunjukkan bahwa dua faktor pertama memiliki pengaruh paling kuat terhadap keputusan wirausaha muda untuk mengadopsi praktik keberlanjutan sosial.


Bisnis berkelanjutan


Motivasi normatif, yang mencerminkan dorongan intrinsik, seperti komitmen moral, tanggung jawab etis, dan orientasi jangka panjang, terbukti menjadi faktor paling dominan.


Generasi muda merasa memiliki kewajiban untuk bertindak benar, membangun dampak positif, dan meninggalkan warisan bisnis yang berkelanjutan.


Di sisi lain, motivasi instrumental, seperti keinginan meningkatkan reputasi, memperkuat inovasi bisnis, dan membuka peluang pasar baru, juga memiliki peran penting, meskipun bukan menjadi pendorong utama.


Sebaliknya, faktor relasional yang berkaitan dengan tekanan eksternal, seperti dorongan konsumen, ekspektasi media, atau regulasi pemerintah, tidak memberikan pengaruh signifikan.


Temuan ini memberikan pemahaman baru bahwa semangat keberlanjutan sosial di kalangan generasi muda Indonesia tumbuh bukan karena tekanan lingkungan, melainkan karena kesadaran personal dan nilai-nilai yang mereka anut.


Temuan ini menunjukkan bahwa wirausaha muda Indonesia digerakkan oleh motivasi intrinsik yang kuat untuk menerapkan keberlanjutan sosial ke dalam bisnis mereka, bukan sekadar mengikuti tren atau tekanan eksternal.


Ini membuka peluang besar bagi terciptanya ekosistem bisnis yang lebih inklusif, di mana perusahaan tidak lagi hanya kejar untung, tapi juga menjadi katalisator pemberdayaan masyarakat yang nyata dan tahan lama. Dampaknya adalah masa depan bisnis Indonesia yang lebih adil dan berkembang bersama.


Pernyataan ini juga memperlihatkan dimensi optimisme yang relevan dengan dinamika ekonomi dan sosial Indonesia, saat ini.


Generasi milenial dan Z tidak hanya memandang bisnis sebagai alat akumulasi modal, tetapi juga sebagai sarana menciptakan dampak sosial yang konkret.


Hal ini menciptakan harapan bahwa praktik kewirausahaan ke depan akan semakin selaras dengan pembangunan berkelanjutan dan keberpihakan pada kesejahteraan masyarakat.


Senada dengan itu, generasi muda bukan hanya pelaku bisnis masa kini, tetapi juga agen perubahan yang dapat mendorong transformasi menuju praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab.


Oleh karena itu, penting bagi pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan institusi pendidikan, untuk mendukung semangat ini melalui kebijakan dan program yang relevan.


Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa ekosistem kewirausahaan yang sehat membutuhkan dukungan kolektif.


Generasi muda dapat menciptakan inovasi dan membawa nilai-nilai keberlanjutan, tetapi tanpa kebijakan publik yang berpihak dan kurikulum pendidikan kewirausahaan yang inklusif, semangat ini akan berjalan dalam ruang yang terbatas.


Paradigma baru


Penelitian ini juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan kerangka strategi bisnis di Indonesia.


Dengan menyoroti peran Gen Y (milenial) dan Gen Z sebagai jembatan antara kepentingan ekonomi dan sosial, studi ini membuka jalan bagi integrasi dimensi keberlanjutan dalam berbagai level pengambilan keputusan bisnis.


Nilai-nilai, seperti komitmen moral, inovasi berkelanjutan, dan pemberdayaan komunitas bukan hanya akan memperkuat posisi kompetitif wirausaha muda, tetapi juga meningkatkan daya saing nasional dalam jangka panjang.


Di sisi lain, hasil penelitian ini memberikan peluang bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan pelaku bisnis untuk membangun kolaborasi yang lebih erat.


Pemerintah dapat merumuskan insentif kebijakan yang mendorong praktik bisnis berkelanjutan, sementara institusi pendidikan dapat memperkuat kurikulum kewirausahaan yang menanamkan kesadaran sosial sejak dini.


Bagi pelaku bisnis, pemahaman ini dapat menjadi pijakan untuk merancang strategi pertumbuhan yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga keberlanjutan sosial.


Lebih jauh lagi, temuan ini mencerminkan pergeseran besar dalam lanskap kewirausahaan Indonesia yang layak diapresiasi. Generasi muda kini hadir sebagai motor perubahan dengan visi bisnis yang lebih inklusif dan berorientasi masa depan.


Mereka tidak hanya merespons tantangan ekonomi, tetapi juga memikirkan dampak sosial dari setiap keputusan bisnis yang diambil.


Ketika semakin banyak wirausaha muda mengintegrasikan keberlanjutan sosial ke dalam praktik bisnis mereka, ekosistem kewirausahaan Indonesia akan berkembang ke arah yang lebih adil, inovatif, dan resilien.


Dengan menggabungkan nilai etika, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat, generasi Y dan Z berpotensi membangun model bisnis yang tidak hanya berumur panjang, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi kehidupan banyak orang.


Paradigma baru ini menunjukkan bahwa keberlanjutan sosial bukan lagi sekadar pilihan, melainkan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.


Jika tren ini terus berlanjut, masa depan kewirausahaan Indonesia akan diwarnai oleh bisnis-bisnis yang lebih bertanggung jawab, mampu menciptakan dampak positif yang luas, dan selaras dengan aspirasi pembangunan berkelanjutan.


Dan apabila diolah dengan tepat oleh semua pihak, temuan ini bukan hanya menjadi refleksi, tetapi juga menjadi peta jalan untuk mendorong lahirnya ekosistem kewirausahaan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.


Generasi muda sudah mengambil perannya, kini giliran pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa semangat ini tumbuh, terarah, dan memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia yang lebih maju.


 


*) Prof Elliot Simangunsong adalah peneliti senior yang juga kepala program studi doktoral manajemen dan kewirausahaan Universitas Prasetiya Mulya dan Sherlywati adalah mahasiswa doktoral Universitas Prasetiya Mulya


Oleh Prof Elliot Simangunsong & Sherlywati*)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer